Senin, 05 Januari 2015

LAPORAN PRAKTIKUM SIG



1.        JUDUL
 LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
2.        TUJUAN
Adapun tujuan praktikum mata kuliah sistem informasi geografi (SIG) adalah:
a)    Menerapkan hasil pembelajaran SIG yang berupa teori kedalam praktik
b)    Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pemanfaatan SIG
c)    Melatih mahasiswa dalam menerapkan hasil pembelajaran SIG

3.        DASAR TEORI

a.        SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

1)        Definisi SIG
Definisi SIG menurut para ahli dapat di uraikan sebagai berikut:
a)      Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
b)      Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
c)      Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
d)     Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
e)      Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.
f)       Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan sepert lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.

2)        Subsistem SIG

SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
a.       Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.

b.      Data Output

Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.

c.       Data Management

Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.

d.      Data Manipulation & Analysis

Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.

3)         Sejarah SIG

Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada).

CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.   Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negaranegara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer.

Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus).  Dalam sejarahnya penggunaan SIG modern (berbasis computer, digital) dimulai sejak tahun 1960-an. Pada saat itu untuk menjalankan perangkat SIG diperlukan computer  doktafia Page 3 mainframe khusus dan mahal. Dengan perkembangan computer PC, kecanggihan CPU, dan semakin murahnya memori, sekarang SIG tersedia bagi siapapun dengan harga murah.

4)        Komponen SIG

Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :

a)      Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.
b)      Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c)      Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.
·         Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.
·         Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.

d)     Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
e)      Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.

Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang sebenarnya tidak kalah penting yaitu Metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung dengan metode perencanaan desain  sistem yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’ organisasi yang menggunakan

5)        Tugas Utama SIG

Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk melakukan analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data digital. Adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai berikut :
a)      Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis menggunakan teknologi scanning.
b)      Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi otomatis. Prosesnya diawali  dengan pembuatan database. Peta kertas dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
c)      Manipulasi data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk memanipulasi data  yang ada dan menghilangkan data-data yang tidak dibutuhkan.
d)     Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan jumlah data  user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah menggunakan database management system (DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data
e)      Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren.
f)       Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis, hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis. Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia.

6)        Bidang-bidang Aplikasi SIG
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.
Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:

a)      SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalum berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b)      SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.
c)      SIG  dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang tersirat (implisit)  maupun yang tersurat (eksplisit). 
d)     SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e)      SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
f)       SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’ kembali atau dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik yang diperlukan.
g)      SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya. 

SIG dalam pemanfaatannya telah banyak mengalami perkembangan, baik dalam pengolahan data, pemanfaatan data, analisis dan sebagainya. Perkembangan yang saat ini dipelajari mahasiswa pendidikan geografi yaitu pada sisi pemanfaatan software yang digunakan dalam mengolah data, bebrapa software tersebut antara lain sebagai berikut:

1.                  R2V

R2V atau Raster to Vector merupakan software konversi dari image berbasis raster ke format vektor. Raster adalah data sumber peta yang akan diolah, misalnya site plan  perumahan yang sudah discan dan berformat  JPEG. R2V merupakan solusi yang baik untuk melakukan konversi dari berbagai sumber citra (raster image) dan gambar seperti peta hasil scan, foto udara, serta proses pengkonversian dilakukan secara otomatis dan cepat. Dalam proses digitasi, R2V ini berperan sebagai pengkonversi peta hasil scan dalam format .bmp atau .tiff hasil konversi format dari .jpg, dimana dalam R2V ini akan dipasang titik kontrol atau control point sebagai acuan batasan wilayah peta dan bentuk yang akan digunakan untuk proses digitasi .


2.        Arc Info/ ArcW

Program Arc/Info dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute, Inc.) yang berkedudukan di 380 New York Street, Redland, CA 92373 USA. Informasi mengenai perusahaan ini dapat dikunjungi pada situs ESRI di internet dengan alamat http://www.ersi.com. Program Arc/Info merupakan program gabungan antara program grafis ARC dan program database INFO yang dikembangkan mirip dengan dBase III Plus.  

Program Arc/Info dikerjakan pada lingkungan DOS. Sehingga perintah dan proses yang dijalankan oleh program ini hampir seluruhnya memerlukan daya ingat kita untuk menghapalnya. Program Arc/Info dengan mode MS DOS memiliki kelebihan dalam akses multi-tasking antar sistem DOS dan windows yang cukup mempercepat proses pekerjaan dan membantu keterbatasan daya ingat dalam menghapal lokasi dan nama file dalam jumlah yang banyak.
Perintah-perintah dalam aplikasi perangkat lunak Arc/Info dapat dijalankan jika perintah-perintah tersebut diketikkan pada baris perintah (commands line) atau setelah tanda titik dua

3.        Software ArcView GIS
Software ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute, Inc.) bersama perangkat lunak Arc/Info. Software ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang memiliki beberapa kelebihan dalam hal geo-processing dan plugin ERMapper.


4.        ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum SIG adalah:
1.      Seperangkat komputer
2.      Software R2V, ArcW, dan ArcView GIS version 3.2
3.      Program Microsoft Office Word 2007
4.      Peta digital Provinsi Lampung
5.      Data statistik Provinsi Lampung







5.        LANGKAH KERJA

Langkah kerja dalampraktikum SIG terdiri dari 3 jenis langkah kerja dengan menggunakan tiga software.

a)        Langkah kerja pada software  R2V
1.      Mempersiapkan alat  berupa komputer dan perangkatnya.
2.      Membuka program R2V pada dekstop dengan mengklik dua kali hingga muncul lembar kerja
3.      Setelah program R2V terbuka langkah selanjutnya yaitu menginput peta dasar:
·         mengklik open
·         memasukan peta ke dalam lembar kerja dengan format Tiff File.
4.      Membuat koordinat dengan cara
a.       mengklik icon control point editor



b.      kemudian memberi titik pada empat sisi pertemuan  x dan y dan menuliskan koordinat
c.       menulis koordinata pada kotak dialog yang muncul dengan menyesuaikan koordinat x dan y pada peta asal






6.      Setelah koordinat dibuat, langkah selanjutnya yaitu mendigitasi. Dengan cara :
a.       mengklik line editor, sehingga icon yang ada menjadi aktif

b.      mengklik line draw untuk mulai mendigitasi

7.      Setelah selesai mendigitasi langkah selanjutnya yaitu menggabungkan antar titik  yang terpotong dengan mengaktifkan snap node. Snap node sebenarnya tidak harus dilakukan setelah selesai mendigitasi, akan lebih bagus jika snap node dilakukan ketika menyelesaikan satu garis kemudian langsung melakukan snap node, hal ini untuk meminimalisir  kelalaian dalam melakukan snap node. Jika hendak mengahpus garis menggunakan delete node, menambah garis dengan add node, dan mengubah garis yang melenceng dengan move node







8.      Memberikan ID (identitas) pada setiap garis hasil digitasi dengan mengklik icon show line ids










9.      Memberikan ID harus dilakukan pada setiap garis.
Tampilan lembar kerja pada saat pemberian ID










ID 0 : untuk sungai
ID 1 : untuk jalan
ID 2 : Untuk batas administrasi

10.   Menyimpan file dengan menekan Ctrl+S (save) pada keybord dengan format Prj atau dengan mengklik menu file memilih save, mengubah ke dalam format prj, lalu mengklik save, penyimpanan dilakukan pada setiap unsur peta, baik jalan, sungai, maupun batas administrasi.






11.  Langkah selanjutnya ialah memasukan hasil dari R2V ke program Arc Info dengan cara mengklik menu file dan memilih eksport vektor dan mengganti dengan format Shp dan mengklik save






b)     Langkah Kerja Pada Software Arcinfo

1.      Membuka program arc infoMengklik dua kali program Arc Info





2.      Setelah tapil lembar kerja seperti berikut ini, Langkah selanjutnya yaitu menulis huruf D: lalu enter










3.      Kemudian  mengetik CD nama folder lalu enter
4.      Kemudian mengetik DIR/P lalu menekan enter
5.      Jika peta sudah ada maka mengetik shapearc, kemudian nama file yang akan dibuka, dan nama baru
6.      Mengetik clean kemudian mengetik nama baru
7.      Secara otomatis peta akan muncul pada program Arc Info, keberhasilan pada tahap ini dapat dilihat pada marging recocrd yang muncul setelah proses eksport selesai



















c)     Langkah kerja pada software ArcViewGIS

1.      Membuka program ArcView GIS pada dekstop dengan mengklik dua kali

2.      Kemudian akan muncul tampilan awal seperti berikut ini:

 

3.      Pada jendela Welcome to ArcView GIS pilih With a new View untuk membuat projek baru. Kemudian klik ok.
4.      Akan muncul jendela add data, kemudian pilih yes











5.       Maka akan muncul jendela Add theme seperti di bawah ini:













6.      Setelah peta muncul, mengecek kembali kelengkapan peta. Pada tahap ini seringkali terjadi banyak kesalahan, jika ada salah satu yang tidak lengkap pada peta, maka harus memperbaiki hasil digitasi pada peta pada sofware R2V

7.      Selanjutnya yaitu mengaktifkan peta administrasi, peta jalan, dan peta sungai dengan mengklik menu View dan memilih Add Time untuk menginput peta tersebut, dilanjutkan dengan mengklik pada bagian lembar kerja tampilan legenda













8.      Memberi variasi warna pada peta dengan cara mengklik dua kali legenda yang ada di bagian kiri lembar kerja





9.      Setelah muncul kotak dialog selanjutnya mengganti singgel symbol dengan uniqe value.




10.  Mengganti none menjadi admin kemudian memilih apply








11.  Jika yang hendak diganti warna adalah jalan ataupun sungai maka langkahnya dengan cara menklik dua kali simbol jalan, kemudian memilih warna pada kotak dialog


12.  Memberi nama pada tampilan lembar kerja dengan cara menklik menu view dan memilih propertis, Selanjutnya memberi nama peta, menuliskan nama pembuat, dan mengganti map unit dan distance unit dengan centimeters.









13.  Langkah selanjutnya yaitu mengisi atribut dengan cara Klik Open Time Table  .
14.  Kemudian buka menu Table > Stars Editing.







15.  Klik Edit > Field, maka akan muncul kotak dialog Field Definition. Pada Name isi “ nama kabupaten” dan pada Type pilih String karena kita akan mengisi table dengan huruf, jika akan memasukan angka ganti tipe menjadi Number.


 
              


16.  Kemudian stop editing dengan memilih Table < Stop Editing.








17.  Selanjutnya yaitu meluruskan simbol jalan dan sungai dengan cara menklik menu view dan memilih TOC style dan mengganti line flatnes denga flat





18.  Kemudian memberi keterangan pada legenda dengan cara mengklik legenda dan akan muncul kotak dialog dan mngganti kolom values field dengan nama kabupaten dan memilih apply























19.  Langkah selanjutnya yaitu layout dengan cara mengklik menu View > Layout, pada Template Manager dan memilih kertas yang kita inginkan > Ok.
     














20.  Selanjutnya yaitu menhapus semua tulisan yang ada didalam kolom dengan cara mengklik kanan lembar kerja dan menekan delete
21.  Setelah tampilan peta menghilang selanjutnya yaitu mengatur ukuran kertas dengan cara mengklik menu layout dan memilih page setup






22.  Mengganti ukuran kertas menjadi A4, units dengan centimeters, dan mengatur margins dengan ukuran 4,3,3,3 lalu memilih ok














23.  Membuat garis tepi pada peta dengan cara memilih draw ractangel dan menggambar kotak pada bagian dalam garis














24.  Setelah kotak selesai digambar, kemudian memilih menu layout memilih propertis dan menghilangkan centang pada snap to grid agar dapat memindahkan garis sesuai garis tepi kertas.
25.  Langkah selanjutnya yaitu menampilakn peta, dengan cara mengklik icon view frame kemudian memilih simbol yang berbentuk peta





26.  Menggambar peta pada lembar kerja yang telah tersedia, dan mengatur ukuran peta, dalam mengatur ukuran peta dilakukan pada lembar kerja yang telah diberi nama peta administrasi dengan cara mengklik icon zoom in















27.  Selanjutnya yaitu memasukkan komponen peta lainnya.

a.      Mengatur koordinat
1.      Mengklik menu file, extention dan  mencentang graticules measure grids dan menklik ok







2.      Kemudian mengklik icon graticules dan akan muncul kotak dialog
Dan mengklik next


















Mengganti tic maks menjadi lins, kemudian memilih next dan mencentang border around graticule dan align aroun the graticul











Kemudian memilih preview untuk melihat tampilah, jika sudah selesai selanjutnya yaitu finish












b.      Memasukan judul
1.      Memasukkan judul dengan mengklik icon text dan memilih huruf T


2.      Setelah judul ditulis dapat diatur font dan size dengan cara menekan Ctrl+P maka akan muncul kotak dialog











c.       Memasukan Orientasi peta dengan memilih simbol orientasi peta pada icon view frame, kemudian untuk mengubah tampilan dapat dengan megklik menu grafic, dan memilih simpliply








d.      Memasukan skala
1.      Mengklik view frame, menggambarkan pada kolom dan akan muncul kotak dialog







2.      Dapat dipilih beberapa jenis simbol sesuai pembuat peta, untuk mengubah huruf dapat dilakukan seperti pada judul
e.       Memasukan legenda
1.      Memilih simbol legenda pada icon view frame, kemudian untuk mengubah tampilan dapat dengan megklik menu grafic, dan memilih simpliply





2.      Setelah mengedit selesai maka mengklik group untuk menggabungkan kembali gambar yang terpecah











f.       Memasukan insert
·         mengklik icon picture frame yang ada pada view frame kemudian memilih browse, dan mengambil gambar yang sesuai untuk dijadikan insert














g.      Memasukan logo menggunakan langkah yang sama dengan memasukan insert peta, kemudian dapat ditulis nama pengarang dengan langkah yang sama seperti menulis judul
h.      Memasukan grafik dengan cara mengaktifkan lembar kerja seperti ini, kemudian mengklik chart dan memeilih new
















Setelah mengaktifkan chart, selanjutnya yaitu menklik icon chart frame dan memilih simbol grafik, menggambarnya pada lembar kerja sesuai tata letak yang telah diatur

i.        Memasukkan tabel
·         Mengklik icon tabel frame
·         Memilih peta yang tersedia pada lembar kerja, dan ok

28.  Menyimpan peta siap cetak
·         Mengklik menu file, dan memilih export
·         Akan muncul kotak dialog, memilih tempat penyimpanan, dan menggati list files of type dengan format JPEG











29.  Mengakhiri ArcView
Save Project Aspek Pilihan ini akan menyimpan pekerjaan kita dalam nama file project yang baru dan lokasi baru. Save Project Pilihan ini akan mengganti project lama menjadi project project yang baru kita kerjakan. Alternatif lain dengan klik pada icon save. Close Project Pilihan ini akan menutup semua yang telah kita kerjakan, tetapi tidak keluar dari ArcView sehingga kita bisa memulai bekerja dengan project lain.
Exit Dengan pilihan ini kita akan keluar dari ArcView.  

HASIL DAN PEMBAHASAN
a.        Hasil
Hasil akhir pemetaan ini adalah output dari ketiga program yang ditampilkan dalam bentuk peta dengan format JPG, berikut adalah hasil dari masing-masing program:



 



  



















b.        Pembahasan

Peta merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembelajaran geografi. Dalam pembuatan peta dapat dilakukan melalui Pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Pada semester ini mahasiswa sudah diarahkan untuk membuat peta menggunakan SIG. Untuk mengaplikasikan materi yang telah dibahas pada beberapa pertemuan pembelajaran selanjutnya yaitu praktik pembuatan peta secara langsung melalui praktikum  SIG.

Praktikum SIG  dalam kesempatan ini menggunakan tiga software yang biasa digunakan dalam mengolah data dalam pembuatan peta, yaitu R2V, ArcInfo, dan ArcViewGIS.

a.        Pokok bahasan pada Software R2V

Pada tahap pertama digunakan software  R2V . penggunaan R2V pada tahap ini cukup rumit bagi pemula, terutama pada tahap digitasi dan snap node (menghubungkan) antar garis. Pada tahap digitasi kita harus benar-benar teliti, beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan digitasi menggunakan software R2V yaitu:

a)             Mendigitasi dimulai dari bagian luar.
b)             Tidak mencampur 1 jenis digitasi dengan digitasi lainnya, misalnya sedang mendigitasi administrasi diupayakan untuk menyelesaikan digitasi administrasi terlebih dahulu, kemudian melanjutkan ke digitasi sungai, jalan dan lain-lain. Jika digitasi dilakukan tidak teratur, maka akan berpengaruh pada hasil snap node.
Setelah melakukan digitasi, langkah selanjutnya adalah snap node. Snap node (menghubungkan antar garis) seringkali banyak yang terlewatkan, oleh karena itu untuk meminimalisir kelalaian snap node dapat dilakukan setelah mendigitasi dua garis kemudian langsung dihubungkan. Selain itu pada tahap pemberian identitas pada garis harus dilakukan secara satu persatu, hal ini cukup menyita waktu, sehingga terkesan rumit. Hasil kerja pada R2V merupakan salah satu kunci keberhasilan hasil peta siap cetak, jika dalam tahap R2V tidak dilakukan dengan teliti dan lengkap, maka akan berpengaruh pada hasil akhir.
b.        Pokok bahasan pada software ArcInfo
ArcInfo yang merupakan bagian dari langkah mengeksport hasil digitasi dari software R2V ke ArcViewGIS. Dalam pengolaahan data pada software ini tidak terlalu rumit, namun perlu ketelitian dalam menyimpan dan memasukan data, karena jika salah dalam memasukan kata perintah pada kotak dialog maka tidak akan berhasil. Pembuat peta harus benar-benar memahami langkah-langkah dan perintah yang ditulis pada lembar kerja ArcInfo.
Pada tahap ini pembuat peta sering mengalami kesalahan dalam penulisan kata perintah, hal ini menghambat keberhasilan. keberhasilan langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat pada tahap akhir dalam software Arc Info, pada tahap terakhir akan muncul margin record. Salah satu tahap yang sering menghambat proses pada Arc Info adalah kesalahan saat melakukan eksport pada sofware R2V, saat penyimpanan/ export vektor pada R2V harus benar-benar memperhatikan nam penyimpanan dan format penyimpanan.
c.         Pokok Bahasan pada Sotware ArcViewGIS
ArcViewGIS pada proses ini merupakan tahapan yang lebih difokuskan untuk melakukan layout, serta mengolah data statistik, ada banyak keunggulan yang diperoleh pada software ini. Hambatan yang terjadi pada program ini ialah langkah-langkah kerja yang cukup banyak untuk dapat menghasilkan keluaran yang cukup berkualitas, mulai dari menginput data hingga memproses keluaran.
Output akan terlihat menarik sesuai dengan tingkat kreativitas dan kerajinan pembuat peta, baik dari sisi penataan komponen peta, variasi warna, dan sebagainya. Pada tahap awal saat peta hasil pengolahan dari R2V dan ArcInfo sering dialami kesalahan, diantaranya:
a.       Tampilan peta terbalik
2
Tampilan peta terbalik biasanya disebabkan kurang teliti dalam membuat koordinat/ meregistrasi. Adakalanya pembuat peta lupa meregistrasi, adapula pembuat peta yang meregistrasi dengan pola yang tidak teratur, contoh : ketika meregistrasi bagian kiri atas kemudian langsung meregistrasi bagian kanan bawah (pola registrasi silang) hal ini akan mempengaruhi tampilan peta. Registrasi harus dilakukan dengan rangkaian yang teratur, misalnya dengan pola seperti gambar berikut:
1
4
3
 





Pola registrasi beraturan
Registrasi tidak harus dimulai dari titik satu, dapat dimulai dari titik manapun, yang terpenting adalah kesesuaian angka koordinat x dan y, serta keteraturan pola registrsi. Pada tahap pemula, yang dapat dilakukan ketika terjadi kesalahan seperti ini ialah meregistrasi ulang pada lembar kerja R2V, kemudian melakukan eksport vektor kembali dan memprosesnya pada Arc Info
b.      Tampilan peta tidak lengkap
Kesalahan lainnya yang sering terjadi adalah hilangnya sejumlah garis, misalnya pada peta administrasi kabupaten, ada sejumlah kabupaten yang hilang. Kesalahan seperti ini terjadi akibat snap node yang tidak lengkap (ada yang terlewatkan) sehingga garis tidak terhubungkan, hal ini menyebabkan tidak terbacanya garis oleh program Arc View GIS. Sama halnya dengan kesalahan pada tahap registrasi, untuk memperbaikinya maka pembuat peta yang masih pemula harus melakukan snap node ulang pada lembar kerja R2V dan melakukan eksport vektor, serta memproses dengan Arc Info
Tahapan-tahapan sederhana pada lembar kerja ArcView GIS  cukup banyak, sehingga pembuat peta harus telaten dalam memproses setiap tahapan. Saat memasukan data ke dalam atribut pembuat peta harus melakukannya satu per satu, dengan memperhatikan lokasi pada peta, pada tahap memasukan data statistik ke dalam atribut jika tidak dilakukan dengan teliti seringkali salah memasukan dat, misalnya saat memberi identitas nama kabupaten, harus dilakukan sambil melihat letak dan warna kabupatennya.
Selanjutnya pada tahap layout komponen-komponen peta dapat diatur tata letaknya sesuai keinginan pembuat peta dengan memperhatiakan kaidah-kaidah pemetaan yang telah ditetapkan.















6.            
7.
KESIMPULAN
SIG merupakan salah satu sistem berbasis komputer yang telah memberikan berbagai kemudahan bagi berbagai pihak, terutama pembuat peta. Tanpa harus melakukan survei secara langsung pembuat peta dapat memetakan suatu wilayah. Seiring dengan kemajuan teknologi program dalam SIG semakin bervariasi. tiga software yang digunakan dalam praktikum ini telah memberikan berbagai gambaran tentang bagaimana proses pemetaan dengan berbagai tahap yang diiringi keunggulan dan kelemahan baik pada software R2V, ArcInfo, maupun ArView GIS.
Keunggulan R2V, ArcInfo, dan ArcViewGIS yang dialami pembuat peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      R2V memiliki Keunggulan dalam mendigitasi yang dapat memperbaiki kesalahan digitasi dengan icon-icon yang ada
2.      ArcInfo  memilki keunggulan pada tahap kerja yang tidak terlalu rumit
3.      Arview GIS memilki berbagai keunggulan dalam menghasilkan output yang unik dan bervariasi serta kelengkapan komponen-komponen peta.
Kelemahan pada ketiga Software tersebut ialah:
1.      R2V harus benar-benar teliti dan berurutan baik dalam tahap registrasi, snap node maupun pemberian ID serta penyimpanan hasil eksport.
2.      ArcInfo  harus benar-benar memahami tahapan dalam memasukan perintah
3.      Arview GIS memilki tahapan yang cukup banyak, sehingga memerlukan ketelatenan dan kesabaran dalam melalui setiap tahapan.




7.            
8.
DAFTAR PUSTAKA
Lucky, Dwi.2010. Laporan SIG. http://dwilucky.blogspot.com/2010/06/laporan-     sig-2010.html . diunduh pada 20 Desember 2014
Lampung dalam angka. 2014. https://www.google. Com / search?q= lampung+ dalam+ angka &ie = utf-8&oe= utf-8&aq =t&rls =org. Mozilla : en-US:official& client = firefox-beta&channel=fflb . diunduh pada 10 Desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar