1.
JUDUL
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
(SIG)
2.
TUJUAN
Adapun tujuan praktikum
mata kuliah sistem informasi geografi (SIG) adalah:
a) Menerapkan
hasil pembelajaran SIG yang berupa teori kedalam praktik
b) Meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang pemanfaatan SIG
c) Melatih
mahasiswa dalam menerapkan hasil pembelajaran SIG
3.
DASAR
TEORI
a.
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG)
1)
Definisi SIG
Definisi SIG menurut para ahli dapat di uraikan sebagai berikut:
a)
Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
b)
Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data
yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan
pemetaan dan perencanaan.
c)
Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta
otomatisasi data keruangan.
d) Aronoff (1989), SIG adalah suatu
sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data
bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai
hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
e)
Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan
spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG
yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data
spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.
f)
Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi
mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya
memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah
data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem
koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat
menjawab beberapa pertanyaan sepert lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
2)
Subsistem SIG
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
a.
Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula
yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau mentransformasikan
format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oeh perangkat
SIG yang bersangkutan.
b.
Data Output
Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan
keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau
sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy
seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
c.
Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun
tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa
hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.
d.
Data Manipulation &
Analysis
Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi
(evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis & logika) dan
pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
3)
Sejarah SIG
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972
dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem
Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General
Assembly dari International Geographical Union di Ottawa
Kanada pada tahun 1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian
disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada).
CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang
dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) yang
merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan
Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata,
alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis
berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua
Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negaranegara yang lain, di Indonesia
pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer.
Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh
sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus). Dalam sejarahnya penggunaan SIG modern
(berbasis computer, digital) dimulai sejak tahun 1960-an. Pada saat itu untuk
menjalankan perangkat SIG diperlukan computer
doktafia Page 3 mainframe khusus dan mahal. Dengan perkembangan
computer PC, kecanggihan CPU, dan semakin murahnya memori, sekarang SIG
tersedia bagi siapapun dengan harga murah.
4)
Komponen SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG
dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :
a)
Orang yang menjalankan
sistem meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh
manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam,
misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan
stakeholder.
b)
Aplikasi merupakan prosedur
yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan,
klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c)
Data yang digunakan dalam
SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.
·
Data
posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang merupakan
representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang memiliki referensi
(koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau
hasil dari interpretasi data-data tersebut.
·
Data atribut/non-spasial,
data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang
dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik
lainnya.
d) Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang
memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan
penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo,
dll)
e)
Hardware, perangkat keras
yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer,
scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.
Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang sebenarnya
tidak kalah penting yaitu Metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung
dengan metode perencanaan desain sistem
yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’ organisasi yang menggunakan
5)
Tugas Utama SIG
Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk melakukan
analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG
bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh
berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah
digunakannya data digital. Adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai berikut
:
a)
Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut harus
dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi data dari
peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan digitizing.
SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis menggunakan teknologi scanning.
b)
Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel dibandingkan
dengan cara manual atau pendekatan kartografi otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas dapat
didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam SIG.
Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan
informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
c)
Manipulasi data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau manipulasi
untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan sistem. Teknologi SIG
menyediakan berbagai macam alat bantu untuk memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang
tidak dibutuhkan.
d) Manajemen file, ketika volume data
yang ada semakin besar dan jumlah data
user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah
menggunakan database management system (DBMS) untuk membantu menyimpan,
mengatur, dan mengelola data
e)
Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query dan alat
bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG digunakan untuk
menganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren.
f)
Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis, hasil akhirnya
divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat efisien untuk
menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis. Namun saat ini SIG juga
sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan menambahkan laporan, tampilan tiga
dimensi, dan multimedia.
6)
Bidang-bidang Aplikasi
SIG
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah
dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut
suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri
dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan
data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para
penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai
cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam
SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat
dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional lainya
yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.
Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:
a)
SIG sangat efektif dalam
membantu proses-proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental
yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalum berdampingan dengan
lingkungan dunia nyata.
b)
SIG dapat digunakan sebagai
alat bantu utama yang effektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk
meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep
lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat
dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.
c)
SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan
komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi.
Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik
yang tersirat (implisit) maupun yang
tersurat (eksplisit).
d) SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara
terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun
non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e)
SIG memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya.
Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk
merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
f)
SIG memiliki kemampuan untuk
menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer,
tematik, atau coverage data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi
dapat ‘’direkonstruksi’’ kembali atau dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real
world tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layer
tematik yang diperlukan.
g)
SIG dapat menurunkan
informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi
secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat menghasilkan data
spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain
(primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
SIG dalam pemanfaatannya telah banyak mengalami perkembangan, baik
dalam pengolahan data, pemanfaatan data, analisis dan sebagainya. Perkembangan
yang saat ini dipelajari mahasiswa pendidikan geografi yaitu pada sisi
pemanfaatan software yang digunakan dalam mengolah data, bebrapa software
tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
R2V
R2V atau Raster to Vector merupakan
software konversi dari image berbasis raster ke format vektor. Raster adalah
data sumber peta yang akan diolah, misalnya site plan perumahan yang sudah discan dan berformat JPEG. R2V merupakan solusi yang baik untuk melakukan
konversi dari berbagai sumber citra (raster image) dan gambar seperti
peta hasil scan, foto udara, serta proses pengkonversian dilakukan secara
otomatis dan cepat. Dalam proses digitasi, R2V ini berperan sebagai
pengkonversi peta hasil scan dalam format .bmp atau .tiff hasil konversi format
dari .jpg, dimana dalam R2V ini akan dipasang titik kontrol atau control
point sebagai acuan batasan wilayah peta dan bentuk yang akan digunakan
untuk proses digitasi .
2.
Arc Info/ ArcW
Program
Arc/Info dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute, Inc.)
yang berkedudukan di 380 New York Street, Redland, CA 92373 USA. Informasi
mengenai perusahaan ini dapat dikunjungi pada situs ESRI di internet dengan
alamat http://www.ersi.com. Program
Arc/Info merupakan program gabungan antara program grafis ARC dan program
database INFO yang dikembangkan mirip dengan dBase III Plus.
Program
Arc/Info dikerjakan pada lingkungan DOS. Sehingga perintah dan proses yang
dijalankan oleh program ini hampir seluruhnya memerlukan daya ingat kita untuk
menghapalnya. Program Arc/Info dengan mode MS DOS memiliki kelebihan dalam
akses multi-tasking antar sistem DOS dan windows yang cukup mempercepat proses
pekerjaan dan membantu keterbatasan daya ingat dalam menghapal lokasi dan nama
file dalam jumlah yang banyak.
Perintah-perintah dalam aplikasi perangkat lunak Arc/Info dapat dijalankan jika perintah-perintah tersebut diketikkan pada baris perintah (commands line) atau setelah tanda titik dua
Perintah-perintah dalam aplikasi perangkat lunak Arc/Info dapat dijalankan jika perintah-perintah tersebut diketikkan pada baris perintah (commands line) atau setelah tanda titik dua
3.
Software
ArcView GIS
Software
ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI
(Environmental System Research Institute, Inc.) bersama perangkat lunak
Arc/Info. Software ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang memiliki beberapa
kelebihan dalam hal geo-processing dan plugin ERMapper.
4.
ALAT
DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum SIG adalah:
1. Seperangkat
komputer
2. Software
R2V, ArcW, dan ArcView GIS version 3.2
3.
Program
Microsoft Office Word 2007
4.
Peta
digital Provinsi Lampung
5.
Data
statistik Provinsi Lampung
5.
LANGKAH
KERJA
Langkah kerja
dalampraktikum SIG terdiri dari 3 jenis langkah kerja dengan menggunakan tiga
software.
a)
Langkah
kerja pada software R2V
1.
Mempersiapkan
alat berupa komputer dan perangkatnya.
2. Membuka
program R2V pada dekstop dengan mengklik dua kali hingga muncul lembar kerja
3.
Setelah
program R2V terbuka langkah selanjutnya yaitu menginput peta dasar:
·
mengklik open
·
memasukan peta ke dalam lembar kerja
dengan format Tiff File.
4. Membuat
koordinat dengan cara
a. mengklik
icon control
point editor
b. kemudian
memberi titik pada empat sisi pertemuan
x dan y dan menuliskan koordinat
c.
menulis
koordinata pada kotak dialog yang muncul dengan menyesuaikan koordinat x dan y
pada peta asal
6. Setelah
koordinat dibuat, langkah selanjutnya yaitu mendigitasi. Dengan cara :
a.
mengklik
line
editor, sehingga icon yang ada menjadi aktif
b. mengklik
line
draw untuk mulai mendigitasi
7.
Setelah
selesai mendigitasi langkah selanjutnya yaitu menggabungkan antar titik yang terpotong dengan mengaktifkan snap
node. Snap node sebenarnya tidak harus dilakukan setelah selesai
mendigitasi, akan lebih bagus jika snap node dilakukan ketika menyelesaikan
satu garis kemudian langsung melakukan snap node, hal ini untuk
meminimalisir kelalaian dalam melakukan
snap node. Jika hendak mengahpus garis menggunakan delete node, menambah
garis dengan add node, dan mengubah garis yang melenceng dengan move
node
8. Memberikan
ID (identitas) pada setiap garis hasil digitasi dengan mengklik icon
show line ids
9. Memberikan
ID harus dilakukan pada setiap garis.
Tampilan
lembar kerja pada saat pemberian ID
ID
0 : untuk sungai
ID
1 : untuk jalan
ID
2 : Untuk batas administrasi
10. Menyimpan file dengan menekan Ctrl+S (save)
pada keybord dengan format Prj atau dengan mengklik menu file memilih save,
mengubah ke dalam format prj, lalu mengklik save, penyimpanan
dilakukan pada setiap unsur peta, baik jalan, sungai, maupun batas administrasi.
11. Langkah
selanjutnya ialah memasukan hasil dari R2V ke program Arc Info dengan cara
mengklik menu file dan memilih eksport vektor dan mengganti dengan
format Shp dan mengklik save
b)
Langkah Kerja Pada Software Arcinfo
1. Membuka
program arc infoMengklik dua kali program Arc Info
2.
Setelah
tapil lembar kerja seperti berikut ini, Langkah selanjutnya yaitu menulis huruf
D: lalu enter
3.
Kemudian mengetik CD nama folder lalu enter
4.
Kemudian
mengetik DIR/P lalu menekan enter
5. Jika
peta sudah ada maka mengetik shapearc, kemudian nama file yang
akan dibuka, dan nama baru
6. Mengetik
clean
kemudian mengetik nama baru
7. Secara
otomatis peta akan muncul pada program Arc Info, keberhasilan pada tahap
ini dapat dilihat pada marging recocrd yang muncul setelah
proses eksport selesai
c)
Langkah kerja pada software ArcViewGIS
1.
Membuka
program ArcView GIS pada dekstop dengan mengklik dua kali
2. Kemudian akan muncul tampilan awal seperti berikut
ini:
3.
Pada
jendela Welcome to ArcView GIS pilih
With
a new View untuk membuat projek baru. Kemudian klik ok.
4.
Akan
muncul jendela add data, kemudian pilih yes
5. Maka akan muncul jendela Add theme seperti di
bawah ini:
6. Setelah
peta muncul, mengecek kembali kelengkapan peta. Pada tahap ini seringkali
terjadi banyak kesalahan, jika ada salah satu yang tidak lengkap pada peta,
maka harus memperbaiki hasil digitasi pada peta pada sofware R2V
7. Selanjutnya
yaitu mengaktifkan peta administrasi, peta jalan, dan peta sungai dengan
mengklik menu View dan memilih Add Time untuk menginput peta
tersebut, dilanjutkan dengan mengklik pada bagian lembar kerja tampilan legenda
8. Memberi
variasi warna pada peta dengan cara mengklik dua kali legenda yang ada di
bagian kiri lembar kerja
9.
Setelah
muncul kotak dialog selanjutnya mengganti singgel symbol dengan uniqe
value.
10. Mengganti
none menjadi admin kemudian memilih apply
11. Jika
yang hendak diganti warna adalah jalan ataupun sungai maka langkahnya dengan
cara menklik dua kali simbol jalan, kemudian memilih warna pada kotak dialog
12. Memberi
nama pada tampilan lembar kerja dengan cara menklik menu view dan memilih
propertis, Selanjutnya memberi nama peta, menuliskan nama pembuat, dan
mengganti map unit dan distance unit dengan centimeters.
13. Langkah
selanjutnya yaitu mengisi atribut dengan cara Klik Open Time Table
.
14. Kemudian buka menu Table > Stars Editing.
15. Klik Edit > Field, maka akan muncul kotak dialog Field Definition. Pada Name isi “ nama
kabupaten” dan pada Type pilih
String
karena kita akan mengisi table dengan huruf, jika akan memasukan angka
ganti tipe menjadi Number.
16.
Kemudian stop editing dengan memilih Table < Stop Editing.
17.
Selanjutnya
yaitu meluruskan simbol jalan dan sungai dengan cara menklik menu view
dan memilih TOC style dan mengganti line flatnes denga flat
18. Kemudian memberi keterangan pada legenda dengan cara mengklik
legenda dan akan muncul kotak dialog dan mngganti kolom values field dengan nama
kabupaten dan memilih apply
19. Langkah
selanjutnya yaitu layout dengan cara mengklik menu View > Layout, pada Template
Manager dan
memilih kertas yang
kita inginkan > Ok.
20. Selanjutnya
yaitu menhapus semua
tulisan yang ada didalam kolom dengan cara mengklik kanan lembar
kerja dan menekan delete
21. Setelah
tampilan peta menghilang selanjutnya yaitu mengatur ukuran kertas dengan cara
mengklik menu layout dan memilih page setup
22. Mengganti ukuran kertas menjadi A4, units dengan centimeters,
dan mengatur margins dengan ukuran 4,3,3,3 lalu memilih ok
23.
Membuat garis tepi pada peta dengan cara memilih draw ractangel
dan menggambar kotak pada bagian dalam garis
24. Setelah kotak selesai digambar, kemudian memilih menu layout
memilih propertis dan menghilangkan centang pada snap to grid agar dapat
memindahkan garis sesuai garis tepi kertas.
25.
Langkah selanjutnya yaitu menampilakn peta, dengan cara mengklik
icon view frame kemudian memilih simbol yang berbentuk peta
26. Menggambar peta pada lembar kerja yang telah tersedia, dan
mengatur ukuran peta, dalam mengatur ukuran peta dilakukan pada lembar kerja
yang telah diberi nama peta administrasi dengan cara mengklik icon
zoom in
27. Selanjutnya yaitu memasukkan komponen peta lainnya.
a.
Mengatur koordinat
1.
Mengklik menu file, extention dan
mencentang graticules measure grids dan menklik ok
2.
Kemudian mengklik icon graticules
dan akan muncul kotak dialog
Dan mengklik next
Mengganti tic maks menjadi lins, kemudian memilih next dan
mencentang border around graticule dan align aroun the graticul
Kemudian memilih preview untuk melihat tampilah, jika
sudah selesai selanjutnya yaitu finish
b.
Memasukan judul
1.
Memasukkan judul dengan mengklik icon text dan memilih huruf T
2.
Setelah judul ditulis dapat
diatur font dan size dengan cara menekan Ctrl+P maka akan muncul kotak dialog
c.
Memasukan Orientasi
peta dengan memilih simbol orientasi peta pada icon view frame, kemudian
untuk mengubah tampilan dapat dengan megklik menu grafic, dan memilih simpliply
d.
Memasukan skala
1.
Mengklik view frame, menggambarkan pada kolom dan akan muncul
kotak dialog
2.
Dapat dipilih beberapa jenis
simbol sesuai pembuat peta, untuk mengubah huruf dapat dilakukan seperti pada
judul
e.
Memasukan legenda
1.
Memilih simbol legenda pada icon view frame, kemudian untuk
mengubah tampilan dapat dengan megklik menu grafic, dan memilih simpliply
2.
Setelah mengedit selesai maka mengklik group untuk menggabungkan kembali
gambar yang terpecah
f.
Memasukan insert
·
mengklik icon picture frame yang ada pada view frame kemudian memilih browse,
dan mengambil gambar yang sesuai untuk dijadikan insert
g.
Memasukan logo menggunakan langkah
yang sama dengan memasukan insert peta, kemudian dapat ditulis nama pengarang
dengan langkah yang sama seperti menulis judul
h.
Memasukan grafik dengan
cara mengaktifkan lembar kerja seperti ini, kemudian mengklik chart
dan memeilih new
Setelah mengaktifkan chart, selanjutnya yaitu menklik icon chart
frame dan memilih simbol grafik, menggambarnya pada lembar kerja sesuai
tata letak yang telah diatur
i.
Memasukkan tabel
·
Mengklik icon tabel
frame
·
Memilih peta yang tersedia
pada lembar kerja, dan ok
28.
Menyimpan peta siap cetak
·
Mengklik menu file, dan
memilih export
·
Akan muncul kotak dialog,
memilih tempat penyimpanan, dan menggati list files of type dengan format
JPEG
29. Mengakhiri
ArcView
Save Project Aspek Pilihan ini akan menyimpan
pekerjaan kita dalam nama file project yang baru dan lokasi baru. Save Project
Pilihan ini akan mengganti project lama menjadi project project yang baru kita
kerjakan. Alternatif lain dengan klik pada icon save. Close Project Pilihan ini
akan menutup semua yang telah kita kerjakan, tetapi tidak keluar dari ArcView
sehingga kita bisa memulai bekerja dengan project lain.
Exit Dengan pilihan ini kita akan keluar dari ArcView.
a.
Hasil
Hasil
akhir pemetaan ini adalah output dari ketiga program yang ditampilkan dalam
bentuk peta dengan format JPG, berikut adalah hasil dari masing-masing program:
b.
Pembahasan
Peta merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembelajaran
geografi. Dalam pembuatan peta dapat dilakukan melalui Pengindraan jauh dan
Sistem Informasi Geografi (SIG). Pada semester ini mahasiswa sudah diarahkan
untuk membuat peta menggunakan SIG. Untuk mengaplikasikan materi yang telah
dibahas pada beberapa pertemuan pembelajaran selanjutnya yaitu praktik
pembuatan peta secara langsung melalui praktikum SIG.
Praktikum SIG dalam
kesempatan ini menggunakan tiga software
yang biasa digunakan dalam mengolah data dalam pembuatan peta, yaitu R2V, ArcInfo, dan ArcViewGIS.
a.
Pokok bahasan pada Software
R2V
Pada tahap pertama digunakan software R2V . penggunaan R2V pada tahap ini cukup
rumit bagi pemula, terutama pada tahap digitasi dan snap node (menghubungkan) antar garis. Pada tahap digitasi kita
harus benar-benar teliti, beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
digitasi menggunakan software R2V
yaitu:
a)
Mendigitasi dimulai dari bagian luar.
b)
Tidak mencampur 1 jenis digitasi dengan
digitasi lainnya, misalnya sedang mendigitasi administrasi diupayakan untuk
menyelesaikan digitasi administrasi terlebih dahulu, kemudian melanjutkan ke
digitasi sungai, jalan dan lain-lain. Jika digitasi dilakukan tidak teratur,
maka akan berpengaruh pada hasil snap
node.
Setelah
melakukan digitasi, langkah selanjutnya adalah snap node. Snap node (menghubungkan
antar garis) seringkali banyak yang terlewatkan, oleh karena itu untuk
meminimalisir kelalaian snap node
dapat dilakukan setelah mendigitasi dua garis kemudian langsung dihubungkan. Selain
itu pada tahap pemberian identitas pada garis harus dilakukan secara satu
persatu, hal ini cukup menyita waktu, sehingga terkesan rumit. Hasil kerja pada
R2V merupakan salah satu kunci keberhasilan hasil peta siap cetak, jika dalam
tahap R2V tidak dilakukan dengan teliti dan lengkap, maka akan berpengaruh pada
hasil akhir.
b.
Pokok
bahasan pada software ArcInfo
ArcInfo
yang merupakan bagian dari langkah mengeksport hasil digitasi dari software R2V ke ArcViewGIS. Dalam
pengolaahan data pada software ini tidak terlalu rumit, namun perlu ketelitian
dalam menyimpan dan memasukan data, karena jika salah dalam memasukan kata
perintah pada kotak dialog maka tidak akan berhasil. Pembuat peta harus
benar-benar memahami langkah-langkah dan perintah yang ditulis pada lembar
kerja ArcInfo.
Pada
tahap ini pembuat peta sering mengalami kesalahan dalam penulisan kata
perintah, hal ini menghambat keberhasilan. keberhasilan langkah-langkah yang
dilakukan dapat dilihat pada tahap akhir dalam software Arc Info, pada tahap terakhir
akan muncul margin record. Salah satu tahap yang sering menghambat proses pada
Arc Info adalah kesalahan saat melakukan eksport pada sofware R2V, saat
penyimpanan/ export vektor pada R2V harus benar-benar memperhatikan nam
penyimpanan dan format penyimpanan.
c.
Pokok
Bahasan pada Sotware ArcViewGIS
ArcViewGIS
pada proses ini merupakan tahapan yang lebih difokuskan untuk melakukan layout,
serta mengolah data statistik, ada banyak keunggulan yang diperoleh pada software ini. Hambatan yang terjadi pada
program ini ialah langkah-langkah kerja yang cukup banyak untuk dapat
menghasilkan keluaran yang cukup berkualitas, mulai dari menginput data hingga
memproses keluaran.
Output
akan terlihat menarik sesuai dengan tingkat kreativitas dan kerajinan pembuat peta,
baik dari sisi penataan komponen peta, variasi warna, dan sebagainya. Pada
tahap awal saat peta hasil pengolahan dari R2V dan ArcInfo sering dialami
kesalahan, diantaranya:
a. Tampilan
peta terbalik
2
|
1
|
4
|
3
|
Pola registrasi beraturan
Registrasi
tidak harus dimulai dari titik satu, dapat dimulai dari titik manapun, yang
terpenting adalah kesesuaian angka koordinat x dan y, serta keteraturan pola
registrsi. Pada tahap pemula, yang dapat dilakukan ketika terjadi kesalahan
seperti ini ialah meregistrasi ulang pada lembar kerja R2V, kemudian melakukan
eksport vektor kembali dan memprosesnya pada Arc Info
b. Tampilan
peta tidak lengkap
Kesalahan
lainnya yang sering terjadi adalah hilangnya sejumlah garis, misalnya pada peta
administrasi kabupaten, ada sejumlah kabupaten yang hilang. Kesalahan seperti
ini terjadi akibat snap node yang tidak lengkap (ada yang terlewatkan) sehingga
garis tidak terhubungkan, hal ini menyebabkan tidak terbacanya garis oleh
program Arc View GIS. Sama halnya dengan kesalahan pada tahap registrasi, untuk
memperbaikinya maka pembuat peta yang masih pemula harus melakukan snap node ulang pada lembar kerja R2V
dan melakukan eksport vektor, serta memproses dengan Arc Info
Tahapan-tahapan
sederhana pada lembar kerja ArcView GIS
cukup banyak, sehingga pembuat peta harus telaten dalam memproses setiap
tahapan. Saat memasukan data ke dalam atribut pembuat peta harus melakukannya
satu per satu, dengan memperhatikan lokasi pada peta, pada tahap memasukan data
statistik ke dalam atribut jika tidak dilakukan dengan teliti seringkali salah
memasukan dat, misalnya saat memberi identitas nama kabupaten, harus dilakukan
sambil melihat letak dan warna kabupatennya.
Selanjutnya
pada tahap layout komponen-komponen peta dapat diatur tata letaknya sesuai
keinginan pembuat peta dengan memperhatiakan kaidah-kaidah pemetaan yang telah
ditetapkan.
6.
7.
|
SIG
merupakan salah satu sistem berbasis komputer yang telah memberikan berbagai
kemudahan bagi berbagai pihak, terutama pembuat peta. Tanpa harus melakukan
survei secara langsung pembuat peta dapat memetakan suatu wilayah. Seiring
dengan kemajuan teknologi program dalam SIG semakin bervariasi. tiga software
yang digunakan dalam praktikum ini telah memberikan berbagai gambaran tentang
bagaimana proses pemetaan dengan berbagai tahap yang diiringi keunggulan dan
kelemahan baik pada software R2V, ArcInfo, maupun ArView GIS.
Keunggulan
R2V, ArcInfo, dan ArcViewGIS yang dialami pembuat peta dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. R2V
memiliki Keunggulan dalam mendigitasi yang dapat memperbaiki kesalahan digitasi
dengan icon-icon yang ada
2. ArcInfo memilki keunggulan pada tahap kerja yang
tidak terlalu rumit
3. Arview
GIS memilki berbagai keunggulan dalam menghasilkan output yang unik dan bervariasi
serta kelengkapan komponen-komponen peta.
Kelemahan
pada ketiga Software tersebut ialah:
1. R2V
harus benar-benar teliti dan berurutan baik dalam tahap registrasi, snap node
maupun pemberian ID serta penyimpanan hasil eksport.
2. ArcInfo harus benar-benar memahami tahapan dalam
memasukan perintah
3. Arview
GIS memilki tahapan yang cukup banyak, sehingga memerlukan ketelatenan dan
kesabaran dalam melalui setiap tahapan.
7.
8.
|
Lucky,
Dwi.2010. Laporan SIG. http://dwilucky.blogspot.com/2010/06/laporan- sig-2010.html . diunduh
pada 20 Desember 2014
Lampung
dalam angka. 2014. https://www.google.
Com / search?q= lampung+ dalam+ angka &ie = utf-8&oe= utf-8&aq
=t&rls =org. Mozilla : en-US:official& client =
firefox-beta&channel=fflb . diunduh pada 10
Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar